Jumat, 23 April 2010

Prospek Kawasan Depok, Sawangan, Cinere :Jalan Tol Dorong Maraknya Perumahan

Jika melihat trend yang kini berkembang, maka kawasan Depok, Sawangan hingga Cinere diperkirakan semakin komplet sebagai kawasan hunian semua lapisan masyarakat. Bila sebelumnya perumahan-perumahan yang ada didominasi untuk kelas menengah bawah, kini bermunculan perumahan untuk kelas menengah atas. 

Lihat saja, perumahan Pesona Khayangan, Bella Casa, Kota Kembang, Depok Maharaja, adalah perumahan yang langsung bersinggungan dengan kota Depok. Ke arah Sawangan dan Cinere, perumahan untuk kelas menengah atas ramai bermunculan. Telaga Golf Sawangan, Bukit Rivaria Sawangan, Mega Cinere, Pondok Cinere Indah, adalah perumahan kelas real estat. 

Harga rumah di kawasan ini pun paling sedikit di atas seratus jutaan dengan tipe yang dipasarkan terkecil adalah tipe 36 atau 45. Bahkan, rumah dengan model town house pun disana telah hadir antara lain Griya Sarana Husada dan Villa Nirvana. 

Perkembangan ini sedikit berbeda dibandingkan masa-masa sebelumnya dimana perumahan lebih banyak tumbuh di sepanjang Depok-Citayam-Bojong Gede, dengan akses utama adalah kereta api. Perumahan yang hadir juga kebanyakan untuk kelas menengah bawah. Simak perumahan-perumahan yang sudah lebih dulu hadir diantaranya Perumahan Bojong Depok Baru, Taman Raya Citayam, Perumahan Bumi Indah Pesona, Griya Waringin Elok, Perumahan Bumi Insani, hingga Perumahan Permata Depok. Harga rumah berkisar di bawah Rp 100 juta dengan tipe 21, 27 dan tipe 36 lebih banyak mendominasi. 

Apakah trend bermunculannya perumahan menengah atas di jalur Depok-Sawangan-Cinere itu akan terus berlangsung? Pengamat properti, Panangian Simanungkalit, berpendapat hal itu akan terjadi. Menurutnya, arus pergerakan orang/penduduk dari Jakarta Selatan yakni di sekitar Pasar Minggu akan bergeser ke Depok dan Cinere. “Depok dan sekitarnya pun otomatis menjadi pilihan yang tak bisa diabaikan. Harus diakui, semakin banyak orang yang pindah dari Jakarta Selatan ke Depok dan mereka tentu saja mencari permukiman yang representatif,” katanya. 


Infrastruktur

Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) mencatat, perkembangan properti untuk kelas menengah atas di jalur Depok-Sawangan-Cinere semakin kencang saja. Ini sejalan dengan percepatan aksesibilitas ke kawasan lain di Jakarta. Apalagi Pemerintah Daerah Kota Depok mengalokasikan tidak kurang dari 25 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Depok untuk membangun infrastruktur, utamanya peningkatan kapasitas dan perbaikan kondisi jalan-jalan. Jalur Depok-Sawangan-Parung, ke depan akan bertambah ramai seiring dengan rencana perpindahan terminal Depok ke wilayah Parung. 

Di luar perkembangan properti menengah atas di wilayah Depok-Sawangan-Cinere seperti diuraikan di atas, faktor lain yang diprediksi akan semakin mendorong prospek kawasan dan pergerakan harga tanah di wilayah ini adalah rencana pembangunan ruas tol Depok-Antasari dan Cinere-Bogor-Jagorawi masing-masing sepanjang 18,2 kilometer dan 14 kilometer.

Tender untuk proyek tol ini sudah dibuka dan tahun ini juga diperkirakan pembebasan tanah rampung sehingga pada tahun 2006 kedua ruas itu sudah bisa dibangun. Adalah PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) yang serius ingin berpartisipasi. Tidak tanggung-tanggung, operator tol ruas Cawang-Tanjung Priuk ini mengalokasikan Rp 491 miliar untuk proyek tersebut. 

“Tentu kita akan membentuk konsorsium untuk mengerjakan ruas-ruas tol itu. Lebih baik bagi CMNP membagi beban bersama pihak lain daripada kita mengerjakannya 100 persen,” katanya di Jakarta, Kamis (24/2). Sejak awal pihak CMNP memang mempersiapkan diri. Studi kelayakan sudah dilakukan dan bahkan perusahaan sudah menandatangani MoU dengan Pemda Kota Depok untuk memuluskan pembebasan tanah oleh Pemda. 

Bila itu terwujud, jalur Depok-Sawangan-Cinere diyakini bakal semakin berkembang. Karena untuk jalur Depok-Antasari, pembangunannya melalui terminal Parung yang hanya berjarak 10 menit berkendara dari Perumahan Bukit Rivaria Sawangan. Demikian pula ruas tol Cinere-Jagorawi akan melewati kawasan Depok-Cinere. 
“Pokoknya nantinya Sawangan akan semakin mudah diakses. Mau kemana-mana gampang. Kalau tidak beli rumah sekarang, nanti bakal tambah mahal,” ujar Ritha, salah satu staf pemasaran Perumahan Bukit Rivaria Sawangan yang ditemui SH di Jakarta, Kamis (24/2). 


Komersial

Rencana pembangunan jalur-jalur baru itu tentunya akan memunculkan Depok dan sekitarnya sebagai pusat pertumbuhan baru di Selatan Jakarta, terutama untuk perumahan kelas menengah atas. Apalagi mengingat saat ini pengembang (developer) besar seperti Grup Lippo, Duta Pertiwi dan Grup Djarum, berani ‘menancapkan kuku’-nya dengan membangun properti komersial di kota Depok. Diantaranya adalah Depok Town Square (Lippo), ITC Depok (Duta Pertiwi) dan Margo City Square (Djarum) serta Depok Town Center (Gapura Prima Grup). Semua properti komersial itu akan menjadi pendukung bagi perumahan-perumahan kelas menengah atas dan kelas menengah bawah yang sudah ada. 

Ujung-ujungnya, tentu saja harga tanah dan rumah di kawasan ini akan terangkat naik. 
“Jika seluruh properti komersial itu selesai, bukan mustahil harga properti di Depok pun akan bergerak lebih cepat lagi dari sebelumnya. Artinya, berinvestasi properti di Depok menjanjikan keuntungan yang lumayan besar di masa mendatang,” ucap Panangian. 

Kota Kembang misalnya, kavling di perumahan menengah yang dibangun oleh Daksa Grup itu dijual antara Rp 600-800 ribu per meter persegi. Padahal, tanah di luar perumahan itu hanya berkisar Rp 150-300 ribu per meternya. Lihat pula harga tanah dan rumah di Perumahan Bukit Rivaria Sawangan. 

Bila kualitas bangunan prima, harga tanah di sana dihargai tidak kurang dari Rp 1,4 juta per meter persegi bahkan mungkin lebih mahal. Dan bila ruas-ruas tol terealisir, tahun depan harga tanah dan rumah di kawasan Depok-Sawangan-Cinere dipastikan semakin melejit. Jadi, lebih baik beli sekarang sebelum harga naik. 
(SH/rudy victor sinaga) 
 

Sumber:
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/properti/2005/0225/prop1.html
2005

1 komentar: